on Kamis, 15 April 2010

Kupersembahkan Untuk “ BINTANG DIHATIKU” di STMIK MIC Cikarang

MAKNA SEBUAH CINTA…
Perlahan Menawarkanku Satu Bintang Yang terindah
Aku yang masih menunggunya dibalik Tirai selimut Malam,
Tetapi………!!!!!
Siapa yang aku tunggu itu?
Tuhan tak pernah mau memberikanku Kejelasan

Malam yang semakin Larut menusuk kerangkaku yang rapuh
Dingin…, Dingin, Suara angin yang ternyiang kencang ditelingaku…………….!!!!!!!!!!
Ada apa dibalik Kesunyian yang menguji ketegaran Sang Penikmat malam ini?
Kosong…, Gelap dan nyanyian Rindu kepada Gadis Pujaan hati mulai terekam kembali dalam ingatanku
Siapakah Dirinya…….??
Tuhan, Jangan KAU siksa aku dengan perasaan Bimbang ini,
< Puisi karya Langga Gustanto >

Sebuah Pengantar

Wajah dibalik Kerudung itu lagi-lagi menggugah hatiku yang rapuh, Aku masih takut sebab cinta tak lepas dari perasaan Nafsu semata. Aku yang dengan keadaan seperti ini terlalu sulit menahan pandangan. Tuhan…, Semoga KAU mengampuni hamba-Mu yang bodoh ini..
Tuhan…, Siapakah Dia sebenarnya ? Benarkah Ia datang didalam Rekaman Otak’ku ini hanya untuk menjatuhkan aku lagi ? Tuhan hanya KAU –lah yang maha tahu segala Kejadian, Aku berlindung pada-MU dari sesuatu yang menghancurkan diriku sendiri.
Bintang…….., begitulah jika aku memanggil dan membayangkan dirinya yang jauh disana serta jika aku merindukannya diwaktu malam, Sebab yang bisa kulihat hanyalah Bintang, Yah…,bintang dilangit sehingga aku memanggilnya dengan sebutan Bintang, agar aku mudah meresapi kerinduan pada dirinya.
Andaikan aku dapat memetik, Maka akan kulabuhkan setengah jiwaku padanya. Aku akan melukis lalu mengukirnya didalam kain kanvas hatiku yang masih abstrak ini.

Lagi-lagi Idealisme itu memaksa aku untuk menjabarkan perasaan yang belum aku amini dengan pasti. “ Hei…, Aku baru mengenalnya”. Kenapa perdebatan itu selalu mengusik’ku, menggelisahkan tidurku. Aku yang semakin sulit memahami sebuah perjalanan CINTA menjadi sosok “ Peragu ”, Mereka pasti tertawa dengan Puas melihat keragu-raguanku ini…..!!!!!!

Puisi untuk Bintang dihatiku….

Ada apa denganmu…??
Bukankah sumber bahagia itu masih mengalir ?
Mengapa tak kau lepaskan semua sedihmu padaku ?
Ada “AKU”…,
ada “AKU” yang siap mendayung perahu,
Mengajakmu mencari kedamaian hati, Hingga kau dapat singgahkan deritamu ketepian.

Akhirnya Aku menemukanmu dengan dekat dalam hatiku, Lebih dekat dari urat nadiku sendiri, Tapi aku tak Tahu……..!!!
Seperti apa suara hatimu untuk’ku yang menunggu ini, Untuk seorang penikmat kesunyian malam. Semoga Keberuntungan itu membelaiku dan menggugah hatimu agar mengenalku dengan dekat pula seperti aku mengenalmu, Mengenal sosok sahajamu itu.
Hingga sampai larut 1/3 malam aku masih saja mengalunkan sebuah lirik Cinta untuknya, sebagai Suara hati dan kerinduan yang tak pernah sampai padanya,


“ Puisi terindah itu hanyalah untukmu,
yang telah kulahirkan dan tumbuh dari rasa bahagiaku. Kini penjara yang telah mengurung asaku telah terbuka dengan kehadiranmu.
dan Wujudmu itu telah menyadarkan aku betapa aku tidak pernah ingin kembali merasakan sebuah kehilangan dan perpisahan”. < Karya Langga Gustanto >


Semoga aku dapat mengukir Bintang dihatiku, mengukirnya dengan Cinta dan Bahagia. , Akhirnya sebelum kumenutup mata ini aku akhiri dengan sebuah Puisi :
Hai…Para penikmat CINTA ??
Aku mencari sebuah kesunyian…!!! Apa kau tahu dimana ia berada ??
Kesunyian yang mampu membawaku pada sebuah perenungan terdalam, Hingga aku mendapatkan sebuah fajar pemahaman tentang hidup dan cintaku.
Kesunyian yang mampu melenyapkan sebuah kesombongan.
Kesunyian yang meleburkan sebuah kebusukan dan kemunafikan belaka dalam hidup. Ya.. hidup yang penuh dengan sandiwara dan segudang permasalahan.
Hai…Para penikmat CINTA ??
Aku ingin bertemu dengan kesunyian itu.
Beri tahu aku dimana dirinya ??

Wahai Bintang Dihatiku…………………., SEMOGA KITA BERTEMU DAN TUHAN MENANAMKAN CINTA DIANTARA KITA.. terima kasih atas semua rekaman indah yang kau berikan itu, Simpan wajahmu dibalik kerudung itu dengan baik karena aku akan menjemputmu, Akan kupetik bintang dihatiku dan tak akan kubiarkan sinarnya meredup walau aku tak berhasil meraih hatinya. Thanks ya Tuhan.., Atas segala sesuatu yang telah KAU anugerahkan pada hamba-MU ini

on Kamis, 21 Januari 2010

TAK ADA YANG ABADI DALAM HIDUP
Karya : Langga Gustanto

“Salam Hangat untuk Sesuatu yang telah kutinggalkan”

Sebuah Pengantar…..

TUHAN..

Aku Tak Mengerti “CINTA” Seperti Apa Yang Datang Padaku…..

Jika Itu Memang Benar, Maka Ijinkanlah Aku Untuk Menjaganya Dengan Ketulusan.

Tetapi….,

Jika Itu Kemunafikan Belaka, Ijinkanlah Aku Berlari Dan Berlindung Pada-MU,

Wahai Dzat Yang Memiliki Segala Kehendak…!!

Setiap Nafas yang keluar ini adalah sumber dari Kenikmatan yang telah Engkau Anugerahkan, Begitupun setiap Kenangan yang pernah aku rasakan, Tak lain itu hanyalah sekelumit pengantar yang telah memaknai Kehidupan yang telah Engkau berikan padaku

Tuhan..

Aku menantimu didalam belas Kasih-MU yang tiada batas, Berikan Aku yang Terbaik…!!!

Langga Gustanto

Hatiku…,

Mentasbihkan sebuah kata yang melahirkan Kerinduan

Dan Nadiku…,

Merangkai lirik ayat Cinta yang putih

Resahku kian Menepi…., Raguku menyudut menyepi

Sesuatu yang ingin sekali ku Ungkapkan padanya..

Dan sesuatu itu kusebut …….CINTA.

( Karya Langga Gustanto )

Tuhan…, beri aku tahu apa itu Ketegaran yang sejati ? sebab dalam dunia yang tipu daya nya sungguh begitu hebat ini, Aku selalu ingin memilikinya, Sempurna hidupku ada dalam hatinya, separuh nafasku ada didalam senyumannya. Tuhan…., Aku tak tahu kepada siapa lagi aku harus mencurahkan isi hatiku yang dangkal dan serakah ini kecuali kepada-MU.

Aku dan dirinya begitu berbeda, kini sebilah impian yang lahir didenyut kerangka malam itu semakin membuatku kalut, setiap kupandang wajahnya tampak sebuah tawaran yang meracuni pikiran sesaatku, Aku seperti terbang melayang bersama burung burung kematian menuju kehancuran, Sampai detik ini aku masih menyimpan sepintas tatapan matanya yang pernah kutangkap dengan getaran hati, Sungguh begitu bodoh……………..!!!!

Jika memang tiada harapan…, kenapa meski kupaksakan ? sadar, sadar, sadar wahai Anak Muda yang mengais angan, jalanmu seperti pegunungan yang terjal dan begitu Liar. Dengarkanlah para Malaikat bersayap putih yang bersenandung lirik Pujian kepada Tuhan-NYA, kenapa? Lalu kenapa kau semakin berkhayal? Bukankah Tuhan-Mu itu maha Berkendak, Kenapa sampai detik ini kau terlalu Jaim untuk memohon kepada-Nya? Bukankah Malaikat bersayap putih itu melakukan hal yang sama ? Apa bedanya? Bersenandunglah…., memuji kebesaran Tuhan-MU Dzat yang Maha Tinggi dari apapun dan Memohonlah pada-Nya, Dia-lah pemilik segala sesuatu,

Ketika ditanya, Kapan sebuah Bara api itu padam ketika Nyala nya semakin membesar oleh tiupan Angin…..,

Maka aku menjawab tidak tahu, sama sekali tidak tahu apa apa,

Sebab aku tidak pernah merasakan panas di dalam kepungan bara

Karena Bara api akan padam pada waktunya sendiri,

Dan aku hanya merasakan Hangatnya disela Dingin malam yang menggerogoti saraf kerangka tubuhku,

Maka Aku mohon jangan pernah kau menayakan hal seperti itu lagi

Sebab aku sulit sekali menjawabnya padamu

Sama Sulitnya ketika aku harus menahan dan menghadapi rasa Rindu yang begitu membakar ke Inginanku bertemu padamu,

Padamu ……..Pujaan Hatiku.

( Karya Langga Gustanto )

Wahai Wanita yang kukenal Hatinya……,

Kini kau semakin menjauh, Jauh seperti antara tepian Barat dan Timur. Aku kian menggelantung didalam hati yang gelisah ini. Tanpa kau ketahui aku telah berada dalam transisi kebimbangan yang memuncak lalu aku terpecut hingga tak kurasa semua ini hanyalah rasa sakit yang kian perih. Suasana Hatiku seperti gelombang ditengah Samudra yang tak tentu. Aku hanya ingin memahamimu tanpa berpikir untuk berontak pada kenyataan diluar batas seorang anak muda yang tak memiliki apa apa.

Kau yang hanya mengerti jalan pikiranmu sendiri selalu saja membuatku bertanya, apakah aku harus menyatakan ungkapan yang mungkin terlalu murahan dimatamu itu? Sebab kau tahu, Aku dan Hidupku hanyalah seonggok daging yang berdenyut yang tak memiliki apa apa, aku dan hatiku ini hanyalah manusia yang jauh dari kata SEMPURNA .

Ketahuilah wahai Wanita yang telah mencuri hatiku…,

Aku mampu memetik rasa yang begitu tulus dan akan kupersembahkan padamu seutuhnya, tiada kemunafikan sebab rasa ini terlahir karena Keikhlasan tatapan mataku memandang seraut wajahmu yang memerah itu,

Oh… Tuhan, apa lagi yang terjadi dengan perasaan yang semakin tak tentu ini ?

Benarkah Kehidupanku tak lain hanyalah sebuah keputusan yang melibatkan seluruh kerja otak’ku, dan CINTA-LAH yang telah menjadi penenang disaat aku merasakan Lelah.

Mungkin suatu hari nanti aku dapat menemukanmu seutuhnya, dan kuharap kaupun dapat memahami gelisah hatiku yang telah kau perbuat. Hidup bukanlah sebuah alasan tapi Aku harus melangkah demi apa yang ingin kudapatkan, ya walaupun semua itu kepalsuan, Aku tak’ akan pernah memiliki keabadian dunia beserta isinya ini.

Selamat tinggal wahai perasaan yang sejenak singgah dan menyesengsarakan ketenanganku, Selamat tinggal wahai wanita yang pernah sejenak mendamaikan jiwaku, walau tak akan pernah kutembus keindahan hatimu, walau tak pernah kutelusuri hidup ini bersamamu, Tapi aku akan selalu menjadi diriku sendiri, diri pribadi yang muak dengan kepalsuan dan kebusukan.

Ijinkanlah aku beristirahat dengan tenang bersama Malaikat bersayap putih itu dan ijinkanku untuk ikut bersenandung denganya, Sungguh ketenangan sejati itu adalah memuji kebesaran Tuhan, Mensyukuri anugerah dan pemberian-Nya,

Meski terkadang Ia menawarkan banyak pilihan sekaligus memberikan kita Sebuah Ujian, Tetapi Maha Besar Tuhan-ku yang telah memberikanku kekuatan disaat aku terjebak dalam sesatnya nafsu, Maha suci Tuhan-ku yang selalu memberi kesempatan dan selalu membuka pinta Maaf kepada Hamba-Hamba-Nya yang bermandikan Dosa.

Tak Ada yang Abadi dalam hidupku, hidupmu, hidup kalian ataupun Hidup mereka karena Tuhan-ku pemilik segala sesuatu.

Salam hangat untuk gadis yang setiap malam menjadi simbol indah mimpiku…!!!

Langga Gustanto


on Rabu, 02 Desember 2009

Hai….

Para penikmat CINTA ??

Aku mencari sebuah kesunyian…!!!

Apa kau tahu dimana ia berada ??

Kesunyian yang mampu membawaku pada sebuah perenungan terdalam, Hingga aku mendapatkan sebuah fajar pemahaman tentang hidup dan cintaku.

Kesunyian yang mampu melenyapkan sebuah kesombongan.

Kesunyian yang meleburkan sebuah kebusukan dan kemunafikan belaka dalam hidup. Ya.. hidup yang penuh dengan sandiwara dan segudang permasalahan.

Hai….

Para penikmat CINTA ??

Aku ingin bertemu dengan kesunyian itu.

Beri tahu aku dimana dirinya ??

Kesunyian itu mampu menuntunku kepada cinta yang bening, Sebening tetesan air yang terjatuh dibawah terjalnya bebatuan di pegunungan yang tinggi.

Hai…..

Para penikmat CINTA ??

Dimanakah kau sembunyikan kesunyian yang aku cari itu ??

Atau mungkin kau juga tersesat untuk menemukan nya ??

( Kutipan puisi Langga Gustanto )

on Senin, 16 November 2009

Air mataku tak pernah menyentuh sang KEADILAN, Sedang AKU selalu menangisi kegagalan itu. Kuatkah jika aku mencoba kembali sesuatu yang pernah menyakitkan ?? itukah “CINTA” ? sedang jiwanya telah membeku untuk Aku raih ( Kutipan puisi Langga Gustanto ).

Ada apa denganmu, Bukankah sumber bahagia itu masih mengalir ? Mengapa tak kau lepaskan semua sedihmu padaku ?, Ada “AKU”…, ada aku yang siap mendayung perahu, Mengajakmu mencari kedamaian hati, Hingga kau dapat singgahkan deritamu ketepian. ( Kutipan puisi Langga Gustanto )

Siapakah dirimu…? Yang dengan terang menyiratkan niat untuk membuatku tak berdaya, Kau-kah “ CINTA ” yang selama ini kucari? Atau hanya kepingan kebusukan yang kerap membuatku tergoda lalu terkapar merasakan perih di dada, Lalu siapa Dirimu…? Yang setiap malam menghalangi lelap tidurku, Kau-kah itu…? Kau-kah CINTA yang membius setiap ketenangan dan kesadaranku berpikir dengan jernih? Bukankah selama ini kau menhilangkan jejak disaat aku membutuhkan-Mu, Cinta….? Ya, Cinta yang jauh diatas logika manusia atukah mereka manusia yang selalu berniat untk menghancurkan keberadaanmu dengan segudang kebusukan hati? ( kutipan puisi Langga Gustanto )

CINTA, “ bukanlah sebuah awalan ataupun akhiran yang berujung. Tetapi ia datang tak lain hanya sebuah pengantar sebuah kehidupan bagi orang orang yang berbesar hati dan siap merelakan apapun yang terjadi ”. ( Kutipan puisi Langga Gustanto

on Senin, 09 November 2009

“ CINTA ADALAH SINGGASANA KEBIMBANGAN ”

Ku tak tahu…, ku ragu, Kenapa setiap rasa yang kumiliki dihati begitu memaksaku mengakui hal diluar logika, Aku harus memilih tapi aku tak berhak memilih siapapun. Dia yang aku cintai adalah mahkota pujaan para Kaum Adam. Tuhan…., berilah Hamba-Mu yang terbaik, Bidadari yang dengan kelembutannya tidak akan menyakiti dan kusakiti

Dear : Dika Yunira

Antara Aku, Kamu Dan Dirinya

09-11-2009

Permata Hatiku, sosok yang ku kagumi di sebuah menara cinta yang begitu tinggi, di bawah tiang kerinduan yang begitu kokoh, Ada aku, kamu dan dia, Ada sebuah nafsu yang telah mematikan aliran darah. Saat aku ingin berlari dari kepungan birahi, Ada sebuah cahaya gelap yang mematahkannya, Aku tak tahu siapa Aku, Siapa kamu dan Dirinya itu. Cinta segitiga yang membuatku muak, yang selalu membuatku merasa seperti lilin kecil yang terbakar. Aku hanya tak ingin menjadi boneka cinta yang begitu mudahnya kau permainkan. Aku manusia, punya rasa dan keinginan memiliki apapun dengan utuh Tanpa terbagi oleh siapapun.

Tapi inilah yang harus kujalani, Skenario cinta berkata bahwa aku harus menjalani semuanya, meski harus membaginya dengan orang lain, dengan Dia yang juga kau cintai

on Jumat, 11 September 2009

“ KAU ”

Hitam, gelap dengan balutan rasa kebimbanganku. Kau tak lebih hanya luapan mimpi manis yang termurah sebab aku begitu mudah mendatangkan semu bayangmu daripada mengusirnya pergi. Aku terganggu dengan tawaran manis ilusi yang jelas jauh diatas logikaku sendiri, disisi lain kau tumbuh suburkan perasaanku dan membawa pergi hingga yang ada hanya sebuah luka, Kau tak tahu bagaimana aku berusaha bangkit untuk menepis rasa yang kau abaikan itu, Rasa ingin memiliki, rasa cinta yang tak ingin ku bagi, Tetapi justru yang ada hanya kepingan keragu-raguan.

Kerudung yang membalut lembutnya wajahmnu adalah mahkota tertinggi yang menjajah pandanganku, melahirkan keinginan yang semu sedang kau tak pernah mau tahu dan menghargai apa yang aku simpan dengan dalam. Pernahkah kau membagi sedikit pengertianmu ? membagi sedikit ruang dihatimu dan membagi sedikit harapan pada perasaanmu padaku ? Kau hanya perduli dengan apa yang kau pikirkan, Kau hanya menerima apa yang kau putuskan tanpa mau mengajak’ku terlibat, tanpa mau mengijinkanku ikut merenungkan, meski saat ini “Aku bukan siapa siapa kamu ”

Mengapa kau tiada pernah membalas cintaku, tidak kah pernah kau bayangkan aku menunggumu sekuat tenaga, walau rasa bosan dan sunyi ini sangat mencekam dinding ruang hati yang kosong dalam jiwaku. Kau selalu abaikan rasa yang telah kuberikan

on Senin, 27 Juli 2009

“ PASCA PERKENALANKU DENGAN KENY ”
Karya Langga Gustanto, 25 JULI 2009

Aku telah cukup mengenalnya, Ada perasaan canggung yang membatasi kedekatanku dengan dirinya. Aku tak mengerti sesungguhnya apa yang sedang terjadi .
Mbak.., aku tidak ingin mengganggumu dengan segala yang terjadi, didalam pemikiranku yang telah melakukan peperangan idealismenya. Kenapa setiap aku melihatmu,… aku selalu berusaha ingin menutup segala jalan untuk melahirkan rasa kagumku yang berlebihan. Aku tidak ingin munafik. Aku tahu ini harus kuhadapi apapun yang menimpaku, Aku tidak boleh lagi cengeng mbak. Aku juga tahu ini tidak boleh terjadi dan kubiarkan semakin dalam, Kau punya kehidupan bahagia yang sudah menanti diujung sana, sedang Aku? Aku lebih baik tetap menikmati kesendirian dan kemalangan ini, aku lebih baik menikmati pola hidupku yang sederhana ini, Persetan dengan kata orang orang yang tak suka dengan ku.
Aku tidak boleh lagi dikalahkan dengan keinginanku yang meninggikan aku lalu menjatuhkan aku hingga terkapar menahan sakit,



“ MALAM INI ”
27 JULI 2009

Malam ini aku lagi Bete, Perasaanku begitu hambar. Aku ingin mengingat semua memory indah masa laluku tapi aku tak bisa untuk melawatkan kenangan pahit yang tercampur didalamnya. Ada apa dengan perjalanan cintaku? Ada apa dengan sejengkal ketidak berdayaanku untuk melupakan masa lalu yang pahit itu?
Semua keras, semua asing…, benar benar asing ketika aku down, Tak ada satu pun sahabat dan temanku yang mau mendengar dan memberi solusi buatku, Karena sahabat yang paling setia adalah jiwa dan Ruh-ku sendiri yang tahu betul bagaimana aku menghadapi semua permasalahanku, tapi…? Terkadang aku kehilangan ingatan dan lupa siapa aku dan diriku ini.
Tadinya aku pikir aku mengenal sosok Keny bisa memberi solusi dan semangat disaat aku menemukan puncak titik kekacauan pikiranku , Apa aku terlalu berlebihan , Apa aku salah menilainya selama ini? Tak tahu.., kenapa disaat aku memandangnya ada suatu inspirasi tertinggi yang melekat di otak’ku. Ada sesuatu yang begitu besar yang sulit ku terjemahkan dengan kata kata, need a long time buat menjabarkannya..!!!
Apakah aku terlalu egois? Keras kepala? Bukankah aku selalu meredam semua nya ketika aku menyadari bahwa aku adalah sebagian dari ruang kekosongan, ruang yang ternoda dan penuh dengan kekurangan. Mereka terlalu cepat memvonis , Aku selalu menjadi korban peperangan pemikiran mereka, mereka jahat, mereka sungguh jahat membiarkan aku semakin menjumpai ruang frustasi dalam hidupku, Aku cape memberi kepercayaan kepada siapapun. semua yang pernah menjadi orang yang begitu penting adalah sosok pengkhianat. Sekarang aku harus lebih waspada…, waspada untuk mengenal, memberikan amanah tentang semua rahasia kehidupanku karena mereka yang menjadi sahabatku bisa dengan cepat pula menjadi musuhku, menjadi lawan perdebatan emosi kehidupanku. Semoga aku dapat melewati semuanya…, AMIN..!!!!

“ Aku kehilangan ingatan tentang diriku Sendiri ”
27 juli 2009

Para pujangga bilang CINTA bisa menjadi kawan dan lawan, bisa menjadi pahlawan dan pengkhianat, bisa memberi tawa yang menjadi duka, bisa menjadi Romantis yang berubah tragis. CINTA itu adalah ungkapan yang saling berlawanan seperti ada bumi ada pula Langit sebagai atapnya, Api dan Air. Siang dan Malam, Tapi aku yakin CINTA adalah pemberi hikmah dan Keadilan yang nyata.
Para pujangga bukanlah sosok yang pengecut, yang hanya bisa menjabarkan semua problema hidupnya di antara Kalimat kalimatnya, Bukan sosok yang takut untuk menantang rasa Sakit, rasa perih, Ia berani menantang Kerasnya Ombak yang menjadikan bebatuan dilaut menjadi karang yang keras.
Aku…, “sosok yang begitu kukenal dengan dalam”. Aku adalah kelebihan dan kekurangan yang ada. Aku dan jiwaku yang selalu tidak pernah puas sebelum mendapatkan yang terbaik, Aku adalah sebuah memory yang selalu merekam setiap peristiwa didalam hidupku, Bukan mereka atau kalian..,
Tapi dimalam ini aku kehilangan kunci ingatan itu, aku merasa asing dengan diriku sendiri, Apa yang sebenarnya terjadi…, Semua kacau dan memory didalam otak’ku tidak bisa lagi berfungsi, aku merasa baru lahir kembali dengan kepolosan dan segala kebodohan karena yang ada dalam diriku adalah kalimat ketidak tahuan apa yang sebenarnya terjadi.