on Jumat, 11 September 2009

“ KAU ”

Hitam, gelap dengan balutan rasa kebimbanganku. Kau tak lebih hanya luapan mimpi manis yang termurah sebab aku begitu mudah mendatangkan semu bayangmu daripada mengusirnya pergi. Aku terganggu dengan tawaran manis ilusi yang jelas jauh diatas logikaku sendiri, disisi lain kau tumbuh suburkan perasaanku dan membawa pergi hingga yang ada hanya sebuah luka, Kau tak tahu bagaimana aku berusaha bangkit untuk menepis rasa yang kau abaikan itu, Rasa ingin memiliki, rasa cinta yang tak ingin ku bagi, Tetapi justru yang ada hanya kepingan keragu-raguan.

Kerudung yang membalut lembutnya wajahmnu adalah mahkota tertinggi yang menjajah pandanganku, melahirkan keinginan yang semu sedang kau tak pernah mau tahu dan menghargai apa yang aku simpan dengan dalam. Pernahkah kau membagi sedikit pengertianmu ? membagi sedikit ruang dihatimu dan membagi sedikit harapan pada perasaanmu padaku ? Kau hanya perduli dengan apa yang kau pikirkan, Kau hanya menerima apa yang kau putuskan tanpa mau mengajak’ku terlibat, tanpa mau mengijinkanku ikut merenungkan, meski saat ini “Aku bukan siapa siapa kamu ”

Mengapa kau tiada pernah membalas cintaku, tidak kah pernah kau bayangkan aku menunggumu sekuat tenaga, walau rasa bosan dan sunyi ini sangat mencekam dinding ruang hati yang kosong dalam jiwaku. Kau selalu abaikan rasa yang telah kuberikan